Ku ungkit negaraku dulu, tahun
1998 disaat Indonesiaku masih di bungkam oleh pemerintahan yang otoriter.
Indonesiaku di kelilingi rasa ketakutan bahkan kesedihan yang begitu mendalam di
seluru warga bangsa Indonesia dan luka mereka tersembunyi di dalam tubuh mereka
dan mendarah daging. Meskipun aku tak tahu kejadiannya pasti, aku bisa
merasakan apa yang mereka alami dijaman otoriter dulu. Aku beuntung bisa tahu dan
mengerti sejarah tentang Indonesiaku ini, sehingga aku bisa menghargai orang
dulu yang tak mudah, tak cepat, dan tak menyerah untuk merebut demokrasi yang
tak kunjung datang menyelamatkan mereka.
Meskipun merebut demokrasi tak
semudah membalikkan tangan, tak semalam saja, bahkan ada mahasisiwa yang rela
mati untuk demokrasi. Mereka dulu berjuang dan berjuang untuk kehidupan yang
nyaman dan bahagia. Aku bangga dengan aksi mahasisiwa trisakti yang begitu
gagah melawan pemerintahan otoriter. Saat itu kerusuhan di mana-mana dan
pemerintah melawan warganya sendiri, seharusnya pemimpin negara bukan menyerang
warganya sendiri melaikan mengayomi dan melindungi serta memfasilitasi semua
warganya. Tapi saat itu tak ada tindakkan seperti itu, warga selalu dibungkam,
dipaksa, dan dirampas hak untuk beraspirasi oleh sosok pemimpin orde baru.
Tetapi akhirnya pemerintahan
otoriter kalah dan demokrasipun di dapat oleh warga Indonesia tahun 1998, dan
pemerintahan tak lagi ditentukan oleh satu orang atau sekelompok orang
melainkan semua orang ikut dalam memutuskan, memilih dan berpendapat untuk
bangsa Indonesia ini. Merubah pemerintahan yang demokrasi itu membutuhkan waktu
yang tak singakat dan sebaiknya kita menjaga dan menjalankan demokrasi dengan
sebaik mungkin. Demokrasi ialah tatanan yang dimana pemerintah harus adil dan
jujur untuk menata negara ini, serta sesama warga negara Indonesia harus saling
menghargai ras, agama, dan gender. Serta pemerintah dan warganya juga harus
menaati hukum yang telah ditetapkan, dan yang dipilih oleh seluruh warga
Indonesia ialah mempunyai hak untuk mengatur dan memimpin negara ini, yakni
seorang Presiden.
Sekarang dijamanku ditahun 2012 aku akan mengikuti pemerintahan
ini, tapi 14 tahun lamanya pemerintahan demokrasi berjalan kita masih saja tak
bisa menjalankan pemerintahan demokrasi yang seutuhnya. Kurangnya rasa
demokrasi pada warga Indonesia baik warga dan pemerintahannya. Warga masih saja
ada yang membeda-bedakan ras dan
kebudayaan orang lain. Pemerintah terkadang tak adil dan tak jujur dalam
menjalankan pemerintahannya, contonya masih saja ada korupsi yang merajalela di
Indonesia ini. Bahkan sampai tingkat daerah dan sekolah terkadang ada yang
mengkorupsi.
Hukum yang selama ini selalu
dibuat dan diperbarui menjadi tak bermakna lagi karena pemerintah tak bisa
menghargai hukum yang telah dibuatnya. Mengapa hukuman orang biasa lebih berat ketimbang
orang tinggi atau orang yang banyak uang? Padahal kenyataanya kejahatan yang
dilakukan tidak sebanding dengan hukumannya. Apakah ini adil ? “TIDAK”.
Benar demokrasi ialah
mengungkapkan semua pendapat atau aspirasi, tetapi warga sekarang ini terlalu mensalahgunakan
arti demokrasi. Demo yang sekarang ini terlalu ugal-ugalan dan urakkan. Demo
yang sekarang bukan karena ada masalah, atau ketidakpuasan terhaddap
pemerintah, akan tetapi ada persaingan politik yang membuat warga di suruh
untuk berdemo sehingga menjatuhkan pemerintahan yang sekarang ini.
Selain itu warga masih saja ada
yang tak peduli dengan pemilihan calon pemimpin atau Presiden. Golongan putih (golput)
yang tak memilih masih saja ada, padahal pemerintah telah
melaksanakan apa yang di inginkan warganya dulu yakni pemerintahan yang
demokrasi. Tapi ini tidak dijalankan oeh warga negara yang sekarang ini,
ternyata usaha warga jaman dulu sia-sia padahal mereka sudah rela saki-sakitan
bahkan rela mati di tangan pemimpin mereka demi merebut demokrasi. apakah
negaraku ini bisa dianggap dan disebut negara yang demokrasi ?..........
Ternyata negaraku belum demokrasi
dan negaraku masih tak bisa mengartikan apa arti demokrasi itu dan sekarang marilah
pemudah-pemudi bangsa kita ciptakan arti DEMOKRASI sesungguhnya di Indonesia
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar