Di jaman yang modern
ini masi saja ada negara yang kuarangnya toletansi terhadap masyarakatnya
sediri. Di Myanmar kekerasan yang terjadi terhadap warga muslim rohingya sangat tidak terima bagi warga
Indonesia, terutama perhimpunan pelajar Indonesia (PPI).
Dalam berita “Pelajar
RI di Luar Negeri Desak pemerintah Bahas kekerasan Rohingya di ASEAN”
menyebutkan bahwa :
“ Jakarta Perhimpunan pelajar Indonesia (PPI) di luar negeri
mengecam segala bentuk kekerasan yang terjadi pada muslim Rohingya di Myanmar.
Mereka mendesak pemerintah Indonesia untuk memasukkan isu itu pada pertemuan
negara-negara ASEAN.
"Kami berkeyakinan bahwa jaminan hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani merupakan hak mendasar untuk
dimiliki oleh setiap manusia di berbagai belahan bangsa yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun," ujar Boy Berawi, Ketua Umum PPI Portugal,
dalam rilis pada detikcom, Rabu (1/8/2012). ”
Tindakan PPI sangat baik, masalah ini sebaiknya memang di bicarakan pada saat
pertemuan negara-negara ASEAN. Supaya negara-negara lain tahu bahwa masih saja
ada kekerasan dikarenakan kurangnya toleransi terhadap agama. Dan masalah ini
juga segera di tindak lanjuti supaya tidak ada korban lagi. Karena sebagai
pemerintah negara sebaiknya melindungi semua masyarakatnya dan bukan
menganiyaya warganya.
Sebagai negara yang demokrasi dan mayoritas di Indonesia penduduknya
beragama islam hendaknya pemerintah membantu muslim Rohingya di Myanmar. Karena
agama islam mengajarkan sesama muslim hendaknya tolong menolong. Dan pemerintah
janganlah hanya berdiam diri dan tutup telinga tentang adanya isu kekerasan di
Myanmar. Karena semua warga negara butuh
untuk di lindungi dan iginkan kemerdekaan atas dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar